Jumat, 06 Desember 2013

Sepotong Kata

“Segala ungkapan tentangnya sungguh kunikmati, ia mempesona, wangi semerbak seumpama kesturi kala ia bicara.
Tak kudengar dari yang duduk di sampingku kecuali pembicaraannya saja aku tergugu meskipun amirul mukminin bersamaku, aku tak mampu berpaling dari pujaan hatiku jika aku harus beranjak darinya, aku akan selalu menoleh ke arahnya dan berjalan tak menentu, pandanganku masih padanya.
Kala kumenjauh darinya seumpama orang yang berjuang melawan gelombang menenggelamkan, kala kau berucap, mungkinkah kau tembus angkasa? kujawab, ya, meski kutak tahu lewat tangga mana ku sampai kesana.”
____________________________________________________________



“Sungguh, cinta sejati tak lahir dalam kejapan

 Ia lahir bukan oleh paksaan

Sungguh, cinta sejati berjalan lamban dan pelan

Ia berjalan dalam paduan panjang dan pancangan tiang

Cinta sejati lahir karena mantapnya niat

Teguhnya tujuan

Cinta sejati takkan sirna dan pudar ikatan

Lihatlah! Bagaimana yang tumbuhnya cepat

Ia segera tumbang dan sekarat

Lihatlah! Aku ini tanah gersang

Tak gampang bagi tanaman tumbuh dan berkembang

Tapi sekali tanaman bertahan, ia tak gampang tumbang

Atau dirobohkan, karena akarnya kuat mencengkram.”