Sabtu, 06 April 2013

Ambil untukmu ..! Atau Bersiaplah ...Kehilangan






Dalam sebuah  pelatihan, saya mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar ada juga yang kecil. Tapi jumlahnya sengaja saya buat tak sama dengan jumlah peserta, dua puluh orang. Kemudian saya meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di depan mereka.

 “Silahkan ambil satu!” demikian instruksi yang saya berikan.

Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berpikir toh semuanya kebagian guntingan kertas tersebut.
Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil.

Lalu saya katakana kepada mereka, “inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya”.
Kepada peserta di pelatihan saya jelaskan, simulasi ini berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena itu hak Allah dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri.
Tapi bukankah setiap orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anak lainnya yang menunda-nunda? Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta.
Sahabat yang di cintai ALLAH
Sebagai manusia yang hidup di dunia ini, tentunya kita mendambakan nilai yang terbaik di sisi Allah SWT  menjadi hamba yang di cintai ALLAH, sebagai bekal menuju kehidupan di akhirat kelak.  Masih ada kesempatan menjadi hamba yang terbaik untuk ALLAH. Selama nafas ini masih berhembus.
Di siang itu ketika saya baru saja keluar dari sebuah gedung saya mendengar sebuah percakapan sejenak,ada sosok Direktur melintas di hadapan saya.
 Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, “Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?” Si sopir menjawab, “Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai.”Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, “Bagaimana kamu bisa begitu yakin?”. Supirnya menjawab, “Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan”.
Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Saya tersenyum mendengarnya....:)
Hikmah indah saya dapatkan adlah Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.
 Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi “kaya” dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang “kaya”. Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, “Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.” Ini perwujudan rasa syukur.
 Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria karena masih bisa mempergunakan tangannya. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai mengucap syukur.

                 Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah adanya kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.


Selasa, 02 April 2013

” Sepenggal Memory Perjalanan Dakwah”





BismillAh....

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, waktu berjalan demikian cepat.
Tidak terasa satu tahun lebih telah berlalu menjalani menuntut ilmu di kota metropolitan. Ketegangan, kesulitan, senyuman, dan tangisan semuanya teralami ketika mengibarkan panji pejuang dikota  ini.
 Semula tatapan pesimis muncul dari dalam diri, melangkahkan kaki berkelana mengarungi samudera kota yang belum pernah terlalui, seakan tak percaya .
dulu kota ini adalah seperti angan saja dalam benakku ketika aku masih duduk di bangku SMA, namun... angan itu ada didepan mataku sekarang...
sebuah permulaan menuntut ilmu,

Allah Rabbul `Alamin adalah Dzat yang Maha Berkehendak. Namun, ketika Allah menghendaki suatu kaum untuk mendapatkan Hidayah-Nya, maka tidak ada satu orang pun yang bisa menghalanginya. Demikian pula jika menghendaki kesesatan suatu kaum, maka tidak ada seorang pun yang menghalanginya.

Alhamdulillahilladzi bi ni`matihi tatimmu Ash Sholihat, segala puji bagi Allah yang mana dengan Nikmat-Nya menjadi sempurnalah berbagai amalan shalih. Berbekal tawakkal, do`a dan semangat .

Berbagai aktivitas ku lalui, melangkah menyusuri jalan perkantoran ku jajaki,
Semua langkah bermula dari Niat, aku sosok yang bertekad  bisa menuntut ilmu di kota ini, keteguhan dan keyakinan ini lah hingga ALLAH pertemukanku dengan sebuah berbagai lembaga ta’lim. Alhamdulillah dari berbagai lembaga ALLAH tuntut aku dengan tangannya menuju sebuah  ilmu tentang TADABBUR ALQUR’AN.
dengan sebuah harapan besar bahwa hal ini akan menjadi sebab Hidayah dan Ukhuwah terjalin bersama orang-orang shalih pilihan ALLAH.

hingga  saat ini, perjalanan dakwah ini menjadi Cinta dalam hidupku,  menjadi sosok gadis kecil di usia 19 tahun bercita-cita menjadi “gadis yang berilmu”. bersama para pejuang dakwah menjalin ukhwah,menebar kebaikan,  mengajarkan ilmu ,menyeru untuk menjadi sosok yang di cintai ALLAH., sosok PILIHAN ALLAH.

Rasa penat dan letih yang terkadang muncul ketika menjalani dakwah ini,menuntut ilmu hingga dini hari, namun rasa tak terasa hilang begitu saja ketika mendengar  ,membaca baitan-baitan syair para ULAMA besar yang sungguh tinggi keutamaan nya.
Mereka bersungguh-sungguh dan mencurahkan seluruh kemampuannya untuk dapat menjadi sosok yang berilmu. Hingga mungkin sebagian orang terkesan berlebihan ketika mengetahui kisah para ULAMA tersebut dalam memanejemen waktu mereka, yang terkadang makan pun menjadi sebuah kesia-sia an jika tak di barengi dilalui dengan ilmu, walaupun sekedip matapun. Alhasil atas Karya Ulama –ulama tersebutlah terlahir berjuta-juta buku, berjuta-juta syair yang mungkin sedikit  seorang dapat membacanya seumur hidupnya.

Laa haula wa laa quwwata illa billah, tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah, Puji dan Syukur hanya bagi Allah Rabbul Alamin yang telah memilih sebagian hambanya untuk menjadi sebab terbukanya pintu hidayah dan kebaikan bagi suatu kaum yang dianggap lemah dan tak berharga. Hal ini adalah sesuatu yang sangat berharga jauh lebih berharga dari kekayaan yang mewah , sebagaimana sabda Rasululloh –Shalallahu alaihi wa sallam- bahwa jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang dengan sebab dirimu, maka hal itu lebih baik dari pada onta-onta merah (kendaraan yang paling mewah).  

Dan aku  memilih jalan ini.... bersama guru-guruku dan sahabat perjuanganku..




 Aku kutip dari tulisan Tuan GURU ku Ust. Bachtiar Nasir :

 “ jalan ini adalah jalan yang sudah ALLAH janjikan , bahwa barang siapa yang menempuhnya akan diberi balasan yang terbaik syurga di akherat dan kemulaiaan di akherat.
Jalan yang menjadi pilihan para nabi, rasul dn orang-orang yang mengikutinya. Dan sungguh bagi yang tidak mengambil jalan ini sebagian jalan hidupnya akan dia temui ujung yang buruk “
Jalan ini jalan untuk mengingatkan sekalian manusia bahwa tidaka ada DZAT yang berhak untuk disembah,untuk diibadahi,untuk di taati, Kecuali ALLAH Rabb semesta Alam.

Kini saatnya bagi kita untuk bergandeng tangan merapatkan barisan menyusun langkah yang pasti untuk mengibarkan panji Dakwah menyongsong  kemenangan yang Allah janjikan. Sungguh wajah-wajah bercahaya yang merindukan Islam akan selalu muncul bagaikan matahari di pagi ini. Allahumaa Aaamiiiin.............