Cuaca pagi ini sangat dingin, tak biasa tubuhku terasa menggigil
usai sholat subuh sambil mendengarkan murottal aku menarik kembali selimutku,
lisanku terus mengikuti sang pembaca Alqur’an.
Aku
mendengar “semprong Ajaib ditiup”,Ibu yang BerHasanah pasti sudah bangun, ia
dia meniup semprong alias bambu yang ditiupkan pada tungku tempat memasak di
dapur kami.
“Ibu
memasak apa ya hari ini” gumamku dalam hati,
Aku
terus mendengarkan murotal dan tak terasa aku terlelap kembali dalam mimpi.
Tiba-tiba
aku merasa aura dingin dipipiku, dan sebuah tangan mengusap penuh cinta
dikepalaku, aku membuka mata ,melihat mata bening didepanku berkaca kaca.
“Ibu,
kenapa menangis ?” tanya ku
“
Ibu terharu sayang, hari ini hari lahirmu, kamu sudah 17 tahun sayang, “
“Ibu,
selalu ingat hari lahirku”.
“
Semoga Semakin cantik, Semakin Shalihah, dan bermanfaat untuk orang lain ya
nak”.
Aku
memeluk Ibu. “ Terimakasih untuk cinta yang selalu tumbuh dari mu Ibu”
“Ibu
yang berHasanah selalu membuatku tersenyum”
“
Ayo, rapihkan kamarku, mandi , kemudian sarapan, ya “
“Siap
,Komandan” aku sembari meletakkan tangan di alisku. Seperti hormat saja..
***
Aku
melihat Ibu menuangkan air putih digelas, dan hidangan telah tersedia, satu
bakul nasi, rebusan daun singkong,sambel ikan asin, dan sambel tempe kering .
“waah,
Ibu masakannya mewah sekali, Alhamdulillah semua masakan kesukaanku ada disini,
Terimakasih Ibu sayang”.
Ibu
tersenyum
“Ayo
kita berdoa nak”.
“
Bissmillah, ya Allah terimakasih untuk makanan ini, semoga berkah y Allah”.
Aamiin.